Informasi Terbaru Tentang Bisnis Toko Bunga Online di Merdeka

페이지 정보

작성자 Tracie 작성일 24-04-27 23:03

본문

6406054695_52b7f2154c_b.jpgNamun bagaimanapun pun, nyatalah sudah salahnya pendapat setengah orang, bahwasannya manusia itu baru 7.600 tahun saja mendiami dunia ini. Sudah barang tentu manusia purbakala itu (kalaupun kita mengambil manusia-manusia "yang betul-betul manusia" dari peradaban praehistori yang terakhir) kecerdasannya, karangan bunga Semarang metode hidupnya, anggapan-anggapannya, adat-istiadatnya, kebutuhan-kebutuhan-nya, pergaulan hidupnya, lain daripada manusia kebudayaan sekarang. Manusia-manusia purbakala itu kepada pertama kali hidup di dalam rimba-rimba dan gua-gua.

4344145_6246f6d6.jpgMaka datanglah di dalam hidup mereka itu satu siksaan pedih, lebih pedih daripada siksaan yang lain sebagainya; datanglah kepadanya siksaan "kesalnya menganggur" siksaan beratnya "duduk tenguk-tenguk". Die Frau und der Sozialismus" berkata, bahwa perem-puan ialah ’makhluk yang paling dulu diperbudak". Tetapi di lain tempat, di dalam majalah "Neue Zeit", ia pernah berkata pula, bahwasannya perempuan itu adalah "makhluk jang diperbudak selama-lamanya".

Demikianlah pula perlaki-isterian di dalam kelompok manusia. Benar lelaki mengambil isteri mana saja di dalam kelompok itu yang ia sukai, betul perempuanpun berbuat menggemari namun "pasangan-sementara" terus ada. Cuma saja "pasangan-sementara" ini tidak membikin nasib orang perempuan itu jadi ringan. Laki-laki tidak menanggung tanggungan sedikit-pun atas akibat-akibatnya "pasangan sementara" itu, tapi perempuanlah yang menanggung hamilnya, perempuanlah yang menanggung pemeliharaan anak, perempuanlah yang menanggung segala konsekwensi "pasangan-sementara" itu.

Melepaskan syahwat, mengambangkan keturunan, ialah gampang -, tapi memelihara keturunan itu tidaklah gampang. Memelihara keturunan itu hajat untuk keterampilan, buat banyak pekerjaan, pada banyak pusing kepala. Dulu di dalam kelompok perempuan saja yang mendapat bagian pusing kepala ini. Laki-laki tinggal bersenang-senang, tak ambil pusing lagi lebih jauh apa akibat pelepasan syahwat itu nanti. Cuman nanti, karangan toko bunga Semarang Semarang (tinyurl.com) nanti kalau si anak itu sudah besar, kalau si anak itu sudah tidak memusingkan kepala lagi dengan pemeliharaannya, akan tetapi sebaliknya memberikan keuntungan untuk yang mempunyainya, maka laki-laki lantas mau berkuasa atas si anak itu.

Menjadi yang sama sekali bertentangan betul dengan karakter-perangai yang ia senang melihat buat kaum laki-laki sendiri: Laki-laki harus kuat, harus berani, wajib besar badan, wajib dinamis, musti bersuara sebagai guntur, musti suka berjoang mati-matian, namun perempuan harus kebalikannya sama-sama sekali daripada itu. Ia harus lemah, wajib, merasa dirinya lemah, butuh mohon tolong dari orang laki-laki, mohon per-lindungan, mohon hidup dari orang laki-laki.

Mereka merupakan hidup secara "nomade", yang tetap berpindah kian kemari, menjadi yang tak butuh memiliki "rumah". Hutan dan gua, ininlah rumah mereka. Di dalam tingkat yang pertama itu, mereka belum punya masyarakat. Mereka hidup berkawan-kawanan, bergolong-golongan di dalam persekutuan-persekutuan kecil yang dinamakan horde (kelompok), dengan tak ada pertalian apakah-apakah melainkan pertalian kerja bersama & perlindungan-bersama, dengan tak ada "moral" melainkan moral cari makan dan cari hidup.

Lama sekali tingkatan ini. Namun lambat laun datanglah perubahan. Periode mencari hidup dengan berburu serta mencari ikan berganti dengan siklus, yang pencaharian hidupnya secara lain. Banyak ahli mengatakan, bahwa periode perburuan & pencaharian ikan itu, diikuti oleh periode menternakkan binatang, fase penggembalaan. Binatang-binatang yang orang tangkap di waktu perburuan itu, yang tidak mati, orang peliharakan, dan ini menjadi asal-asalnya orang memelihara ternak: memelihara sapi, memelihara kuda, memelihara kambing, memelihara kerbau.

Malahan dialah yang jadi indukan pengembangan, induknya "kultur", yang mula-mula. Dialah pengusaha pertanian yang pertama, tapi dia pulalah yang pertama sekali mulai terbuka ingatannya membuat rumah. Laki-laki masih banyak lari kian-kemari di hutan, ditepi-tepi sungai, di pantai laut, di padang-padang rumput, di rawa-rawa, namun dia, perempuan, sebab memproteksi hamilnya, ataupun memelihara anak-anaknya yang kecil dan kebunnya yang sederhana, tetapi tak dapat ditinggalkan itu, dia mulai mencoba membangun area kediaman yang terus.

Nabi Isa mengajarkan persamaan laki-laki & perempuan di hadapan Allah, namun pengikut-pengikutnya mengadakan lagi aturan-aturan yang mengungkung kaum perempuan itu. Padahal! Sejarah sudah membuktikan dengan yakin, bahwasannya justru kaum perempuanlah yang jadi pengikut-pengikut & propagandis-propagandis agama Nasrani yang paling ulet. Kaum perempuanlah yang dibakar mati oleh Raja di Roma, kaum perempuanlah yang dilemparkan untuk singa-singa dan dicabik-cabik tubuhnya oleh binatang-binatang buas itu, oleh sebab mereka menjadi pengikut ataupun propagandis agama Nasrani itu.